Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa penyakit jantung adalah salah satu penyakit penyebab kematian terbesar di dunia. Oleh karena itu kita perlu mengetahui sejak dini mengenai penyakit jantung itu sendiri.
Pengetahuan yang mendalam akan meminimalisir kematian akibat penyakit jantung yang menyerang tanpa diketahui sebelumnya.
Pengetahuan Penyakit Jantung
Mengapa pembuluh darah koroner bisa rusak?
Ini terjadi karena adanya penumpukan kolesterol (plak) pada pembuluh darah koroner, sehingga akan terjadi penyempitan yang mengakibatkan aliran darah dan suplai oksigen yang menuju jantung menjadi terhambat. Inilah yang biasa disebut dengan serangan jantung, dimana aliran darah yang menuju jantung berkurang dan akan terasa nyeri pada dada serta sesak napas.
Faktor yang paling sering terjadi sebagai pemicu rusaknya pembuluh darah koroner adalah kolesterol tinggi, kebiasaan merokok, penyakit diabetes dan tekanan darah tinggi. Faktor-faktor tersebut yang menimbulkan penumpukan lemak pada pembuluh darah koroner yang menghambat aliran darah ke jantung.
Gejala Penyakit Jantung
1. Angina
Angina biasanya terjadi ketika seseorang sedang menjalankan aktifitas fisik atau sedang stress. Rasa sakitnya terasa menyebar di sekitar dada, sesak napas, mual, lelah, pusing dan gelisah ketika angina menyerang seseorang.
Angina sendiri memiliki dua jenis antara lain :
- Angina Stabil
Angina stabil tidak diketahui tidak mengancam jiwa seseorang, namun tetap harus diwaspadai dengan baik.
- Angina Tidak Stabil
Sedangkan angina tidak stabil menyerang seseorang secara tiba-tiba dan tanpa sebab. Angina jenis ini mampu menyerang walaupun seseorang sedang dalam keadaan santai atau sedang berisitirahat.
Serangan ini sangat memerlukan tindakan medis yang serius karena tidak selalu bisa ditangani menggunakan obat.
2. Serangan jantung
Serangan jantung memerlukan penanganan medis yang cepat dalam hitungan menit saja, karena jika terlambat akan merusak otot jantung hingga permanen.
Baca Juga : Beberapa Langkah Pengobatan Penyakit Jantung Secara Efektif
Penyebab Penyakit Jantung
Penyebab utama penyakit jantung koroner adalah penimbunan lemak dalam arteri (arteroma) dalam arteri atau istilah medisnya disebut dengan aterosklerosis. Arteroma terdiri dari kolesterol dan bahan buangan lain.
Selain dapat mengurangi suplai darah ke jantung, aterosklerosis juga dapat memicu terbentuknya trombosis atau penggumpalan darah. Pengumpalan darah ini memblokir suplai darah ke jantung sehingga risiko menderita serangan jantung lebih tinggi.
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, yaitu:
Selain dapat mengurangi suplai darah ke jantung, aterosklerosis juga dapat memicu terbentuknya trombosis atau penggumpalan darah. Pengumpalan darah ini memblokir suplai darah ke jantung sehingga risiko menderita serangan jantung lebih tinggi.
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, yaitu:
- Kebiasaan Merokok
Perokok memiliki risiko lebih tinggi untuk mengidap penyakit jantung. Karbon monoksida dalam asap rokok dan kandungan nikotin pada rokok dapat meningkatkan risiko munculnya gumpalan darah serta memacu jantung untuk bekerja lebih cepat sehingga membebani jantung.
Senyawa kimia lain dari asap rokok juga dapat merusak dinding arteri jantung yang akan memicu terjadinya penyempitan. Perokok mempunyai risiko 24 persen lebih tinggi untuk menderita penyakit jantung dibandingkan mereka yang tidak merokok sama sekali.
Senyawa kimia lain dari asap rokok juga dapat merusak dinding arteri jantung yang akan memicu terjadinya penyempitan. Perokok mempunyai risiko 24 persen lebih tinggi untuk menderita penyakit jantung dibandingkan mereka yang tidak merokok sama sekali.
- Pola Hidup yang Buruk
Risiko penyakit jantung juga dapat meningkat akibat pola hidup yang tidak sehat. Misalnya kurang berolahraga, sering mengonsumsi makanan berlemak, dan jarang mengonsumsi buah-buahan serta sayur-sayuran.
- Kadar Kolesterol yang Tinggi
Kolesterol terbagi dalam dua jenis, yaitu kolesterol baik (HDL) dan kolesterol jahat (LDL). Kolesterol jahat mudah menggumpal dan menempel pada dinding pembuluh darah. Karena itu, kadar LDL yang tinggi dapat membentuk plak yang menyebabkan aterosklerosis. Kadar LDL yang normal dalam darah adalah di bawah 3 mmol/L atau 115 mg/dl untuk orang dewasa serta 2 mmol/L atau 77mg/dl untuk orang yang memiliki risiko tinggi.
Hipertensi
Anda akan dianggap mengidap hipertensi atau tekanan darah tinggi jika tekanan darah Anda di atas 140/90 mmHg. Sedangkan tekanan darah rata-rata yang normal adalah 120/80 mm Hg. Tekanan darah yang tinggi berarti jantung bekerja lebih keras sehingga jantung dan pembuluh darah akan lebih terbebani. Salah satu faktor pemicu hipertensi adalah konsumsi makanan dengan kadar garam yang tinggi.
Hipertensi
Anda akan dianggap mengidap hipertensi atau tekanan darah tinggi jika tekanan darah Anda di atas 140/90 mmHg. Sedangkan tekanan darah rata-rata yang normal adalah 120/80 mm Hg. Tekanan darah yang tinggi berarti jantung bekerja lebih keras sehingga jantung dan pembuluh darah akan lebih terbebani. Salah satu faktor pemicu hipertensi adalah konsumsi makanan dengan kadar garam yang tinggi.
- Penyakit Diabetes
Diabetes dapat menyebabkan penebalan pada dinding pembuluh darah sehingga berpotensi menghambat aliran darah. Karena itu, penderita diabetes memiliki risiko lebih tinggi untuk mengidap penyakit jantung.
- Kelebihan Berat Badan
Orang yang kelebihan berat badan atau mengalami obesitas berpotensi mengidap tekanan darah tinggi, cenderung memiliki kadar kolesterol yang lebih tinggi, serta lebih berisiko terkena diabetes tipe 2. Karena itu, mereka juga memiliki risiko lebih tinggi untuk mengidap penyakit jantung.
Makin tua usia seseorang, makin tinggi risikonya untuk mengidap penyakit jantung. Hal ini dikarenakan pembuluh darah, terutama arteri akan cenderung lebih kaku dan kehilangan daya elastisnya seiring bertambahnya usia.
Secara umum, penyakit jantung koroner lebih banyak menyerang pria dibandingkan wanita. Namun, di atas usia 50 tahun, pria maupun wanita memiliki risiko yang sama untuk terkena penyakit ini.
Jika memiliki keluarga inti seperti ayah, ibu, adik, atau kakak yang mengidap penyakit jantung, risiko Anda untuk terkena penyakit jantung akan lebih tinggi dibandingkan orang yang tidak memiliki riwayat penyakit jantung dalam keluarganya.
- Faktor Usia
- Jenis Kelamin
- Riwayat Kesehatan Keluarga